BILA ADA DOSA YANG DISETUJUI
02.23 | Author: e_pujilestari

Semua dosa adalah dosa (:D) dari lubuk hati manusia pasti tidak akan menyetujuinya (meskipun dilakukan juga) tapi bila ada dosa yang disetujui, itu adalah dosa ketika Adam dan Hawa memakan buah khuldi. Karena memakan buah terlarang itu, Adam dan Hawa di buang ke dunia. 
***
Di surga, segalanya gratis. Makan, minum, bahkan bertemu Tuhan sekali pun, semuanya gratis, tanpa usaha tanpa perjuangan. Tidak ada panas yang terlalu panas, tidak ada dingin yang terlalu dingin. 
Memakan buah khuldi adalah kecerobohan, tapi itu adalah keputusan manusiawi. Manusia tercipta dari tanah kotor dan tiupan ruh Tuhan. Jadi, ada sifat membantah dan sifat mulia sekaligus.
Manusia bukan malaikat. Malaikat tercipta hanya dari tiupan ruh Tuhan saja. Sungguh kita ini bukan malaikat.
Karena dibuang ke dunia itu, segalanya kini tidak gratis. Adam dibuang jauh dari Hawa. Untuk mewujudkan saling cintanya, Adam dan Hawa harus berjalan tertatih-tatih ribuan kilometer, ribuan tahun. Makan, minum pun tidak gratis. 
Ingin bertemu Tuhan pun tidak bisa lagi, semuanya harus melalui ikhtiar dan doa.
Semua akal, pikiran dan perasaan dicurahkan. Semua fungsi eksistensial manusiawi pun dikerahkan. Jauh sebelum dinyatakan oleh Rene Descartes tentang cogito ergo sum - aku berpikir karena itu aku ada, atau jauh sebelum Albert Camus mengatakan "Aku memberontak karena itu aku Ada", Adam dan Hawa sudah melakukannya.
Itulah sejarah manusia. Dia harus memilih, apakah dia mau menjadi manusia hanya seonggok daging saja, atau dia menjadi insan kamil - yakni manusia yang dibentuk oleh perjuangan dan usaha-usaha ekstensial.
Meraih cinta dan mendekat kepada Tuhan adalah sebuah pengurbanan (sacrifice).
Hidup adalah jalan berliku, naik dan turun. Jika manusia tidak mau ambil risiko, dia hanya menjadi mahluk being saja. Namun jika berani menghadapi hidup, dia adalah mahlukbecoming. Mahluk "menjadi" yang ingin berusaha dekat dan kembali kepada Tuhannya.
Hanya orang-orang "becoming" sajalah yang akan mendapatkan janji Tuhan:
Yaa ayatuhannafsul muthmainnah..
Irji’i ila rabbiki raadiyatam madriiyah..
Fadkhulii fii ibadi,
Wadkhuli jannati..


Hai jiwa yang tenang..
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya..
Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku,
Dan masuklah ke dalam syurga-Ku..


Terima Kasih Ayahanda Adam dan Ibunda Hawa.
Kalian telah memberikan pelajaran berharga.
|
This entry was posted on 02.23 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: